Laman

Rabu, 07 Agustus 2013

Layanan terapi ejakulasi dini: Layanan terapi ejakulasi dini

Layanan terapi ejakulasi dini: Layanan terapi ejakulasi dini: mengatasi ejakulasi dini Oleh : dr. Tri Rejeki Herdiana Terkadang masalah ini dapat dibiarkan berlarut-larut sampai meng...


Ritual Atau Hanya Sekedar Kata?


by Ruri Alifia R.

LEBARAN adalah momen paling mendukung untuk saling bermaafan. Pada keluarga, handai-taulan hingga teman di pelosok desa. Semua kaum muslim--bahkan beberapa golongan lain--turut meramaikan. Dari linimasa twitter, facebook yang penuh dengan 'Minal Aidzin Wal Faidzin,' kemudian getaran handphone yang tak kunjung berhenti, lalu broadcast di chatting area sampai paling kuno sekalipun yaitukartu ucapan.
Sangat identik sekali, ya, bahwa lebaran sama dengan ritual maaf-memaafkan. Tidak peduli tulus dari hati atau hanya sebatas simbolisasi. Sing penting njaluk sepuro disek!Begitu orang Surabaya acap menyebutnya. Tapi apa memang harus sedemikian rupa?
Harusnya tidak perlu ada kata maaf karena kita sendirilah pihak yang mesti mengikhlaskan. Harusnya ada peningkatan kesadaran. Yang lebih penting lagi, harusnya kita belajar bahwa tempat untuk 'mengulang semua dari awal' bukan hanya pada lebaran saja.
Bukan maksud menggurui, sih. Tapi percuma, dong, menempatkan ritual semacam ini jika akhirnya hanya sebagai formalitas. Mendapati diri tertawa geli saat momen itu berlalu digantikan dengan perlakuan buruk yang dulu. Lalu dimana letak hikmah Ramadhan kalau begitu? Jadi bias, kan?
Ramadhan adalah waktu untuk memperbaiki diri. Lebaran merupakan tempat kita lahir kembali. Jika semua dilakukan dari hati, maaf bukan hanya sekedar kata lagi. Tapi jauh lebih berarti karena semua sudah mengerti juga sadar diri.
Semoga kita semua bisa diberi kesehatan untuk merayakan Ramadhan tahun depan, ya!
SELAMAT IDUL FITRI 1434 H!
Mari saling memaafkan dan berkarya lebih banyak lagi!

Kamis, 06 Juni 2013

Fungsi JANTUNG


JANTUNG
Fungsi JANTUNG : mengatur peredaran darah, pikiran, merupakan pusat kehidupan manusia.




JANTUNG- DINGIN
* Berdebar-debar.
* Banyak mimpi.
* Mudah kaget.
* Daya pikir menurun.
* Dada dan punggung 
sering berkeringat.


JANTUNG PANAS
* Terasa panas didada.
* Muka dan mata kemerah-merahan.
* Muntah darah.

JANTUNG LEMAH
* Rasa khawatir berlebihan.
* Otot-otot lemah.
* Tidak nafsu makan.
* Kurus.
* Banyak mimpi.
* Sesak nafas.
* Susah tidur.
* Pingsan.

Ketidak harmonisan pada jantung dan usus kecil menimbulkan perasaan tidak bahagia, tidak sabar, sulit tidur, sulit konsentrasi, suara serak, badan terasa dingin, halunisasi.

FUNGSI ORGAN & KELEMAHANNYA




HATI 




Fungsi HATI : mengontrol emosi, mengontrol dan menyimpan darah nenguasai otot, kuku. Mudah diserang angin.
·                     Kuku – pecah-2, mudah patah, kering dan berlekuk
·                     Fikiran – tidak mood, tegang, emosi, mudah tersinggung dan frustasi
·                     Sendi – mudah sakit sendi, kram dan kejang
·                     Energi – lemah, energi mudah habis .


HATI- PANAS
·                     Mata mereh bengkak.
·                     Nyeri dan panas di dada.
·                     Susah tidur.
·                     Mulut kering.
·                     Air kencing kuning, kemerahan.
HATI- DINGIN.
·                     Turun berok/ hernia.
·                     Mata kabur.
·                     Otot-otot kesemutan.
·                     Tremor kaki dan tangan.
·                     Lumpuh kaki dan tangan kejang.
·                     Mata mulut kering
Hati TERSERANG ANGIN.
·                     Pusing.
·                     Otot-otat kesemutan.
·                     Tremor kaki, tangan.
·                     Lumpuh.
·                     Mata dan mulut miring
ENERGI HATI TERSUMBAT
·                     Perasaan tertekan.
·                     Mudah marah.
·                     Sakit kepala.
·                     Pusing.
·                     Sering narik nafas.
·                     Nyeri daerah iga.
·                     Nafsu makan kurang.
·                     Perut samping terasa penuh.
·                     Haid tidak teratur.
Ketidakharmonisan pada hati dan kantong empedu menimbulkan perasaan marah, ambisius, agresif, gelisah, mudah infeksi, berbagai masalah mata, sakit kepala, masalah tekanan darah, batuk

Kamis, 18 April 2013

MENGHINDARI KESIA-SIAAN


by: Harun Yahya
Lalai menghargai berkah atau pemberian dari Allah, menghabiskan atau menghambur-hamburkan sesuatu adalah bentuk kesia-siaan, bertentangan dengan  yang Allah peringatkan dalam A-Qur’ân:
“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isrâ’, (17):26-27)
Kelalaian atas limpahan berkah yang diberikan Allah menunjukkan kurangnya bersyukur padaNya. Seperti yang ditetapkan dalam Qur’ân, mengingkari syukur adalah sifat setan; oleh karena itu, mereka yang tidak bersyukur pada Allah dengan mengabaikan ketetapanNya, menjadi “saudara iblis” atau pengikut setan.
Sementara keberkahanssemestinyasecara logisdapat meningkatkan rasa bersyukur seseorang kepada Allah, maka menyia-nyiakannya menunjukkan sikap pengingkaran, sebuah sikap yang mungkin akan mencabut rahmat dan berkah Allah pada seseorang di hari akhirat.
Surga adalah tempatnya kemuliaan yang dihiasi oleh nikmat Allah yang sempurna dan tak terbatas. Akan tetapi, tak mungkin bagi seseorang yang tetap tidak peka terhadap limpahan berkah di dunia, dapat–dengan pantas–menghargai berkah Allah di surga dan memujiNya.
Agar layak mendapatkan surga, seseorang pertama-tama harus menghargai apa yang telah Allah berikan padanya ketika masih di dunia.
Meskipun seseorang mungkin menghindari pemborosan yang besar, tetapi ketidakpedulian, penyalahgunaan serta lalai atau salah dalam menjaga perkara-perkara yang kecil, dianggap sebagai bentuk pengingkaran syukur juga.
meyveler 02Seorang mu’min–terutama–harus cermat dalam persoalan-persoalan demikian karena takut menjadi ingkar atau lalai dalam menghormati Allah.
Dalam Al-Qur’ân, Allah menginginkan hamba-hambaNya memperoleh manfaat dari berkahNya menurut cara yang terbaik, sekalipun mereka dapat menghindari kesia-siaan:
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang bagus setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A`râaf, (7):31)

Minggu, 17 Maret 2013

acara ensiklotivi

acara ensiklotivi di tv one meliput terapi lintah di klinik Assyarif, dalam acara menangani stroke


Mengetahui Manfaat Bekam Alias Al Hijamah


BEKAM BUAT diabetes

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit/ gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kurangnya produksi atau gangguan kerja (penurunan efektifitas) hormon insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit DM dibagi dalam dua jenis:  
bekam-diabet-salafy1
Pertama, DM tipe 1 atau yang disebabkan oleh rusaknya sel β (Beta) pankreas sebagai “pabrik” pembuat insulin. Kedua, DM tipe 2, tipe ini merupakan gangguan yang sifatnya heterogen, pada beberapa kasus akibat gangguan fungsi sel β, namun paling banyak disebabkan oleh gangguan kerja (resistensi) insulin pada sel-sel dalam jaringan tubuh.

Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah.
Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh.

Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes. Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal: Pertama:
terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya. Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi.

Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes.
Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu: 1. Defisiensi (kekurangan insulin), 2. Resistensi insulin (gangguan kerja insulin). Maksudnya, meskipun insulin terdapat dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity). 3. Disfungsi (kerusakan) hati (hepar). Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”
Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL.
Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok:  pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2.
Dus,  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah.  Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia), Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminase (SGOT), alanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin.
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ilmiyah ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
khasiat dari berbekam.  Berikut  saya nukilkan artikel manfaat tentang bekam/al hijamah,  di antaranya adalah:
1. Mengeluarkan darah kotor.
Mengeluarkan darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali. Adapun penyebab darah bisa teracuni (atau kotor) dan tidak berfungsi lagi adalah faktor usia darah yang telah tua, makanan dan minuman yang mengandung pengawet, pewarna, pemanis buatan, pestisida dan lain-lain. Juga bisa disebabkan oleh obat-obatan dan polusi kimiawi yang masuk melalui pernafasan, seperti asap rokok, asap pabrik, asap kendaraan dan lain-lain.
Semua unsur-unsur ini akan masuk ke dalam darah melalui berbagai cara dan berputar mengikuti sirkulasi darah. Darah yang terkotori ini kemudian akan mengendap dan berkumpul di bawah permukaan kulit. Bagaimana megeluarkan darah kotor ini? Sampai saat ini satu-satunya cara untuk mengeluarkanya adalah dengan berbekam.

2. Meringankan tubuh. 
Banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit seseorang akan mengakibatkan terasa malas dan berat. Jika dibekam, maka akan meringankan tubuhnya.

3. Menajamkan penglihatan.
Tersumbatnya peredaran darah ke mata mengakibatkan penglihatan akan menjadi buram. Setelah dibekam, peredaran darah yang tersumbat kembali lancar dan mata bisa melihat dengan terang. Dari Ibnu Abbas Radhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Orang yang paling baik adalah seorang juru bekam (al-Hajjam) karena ia mengeluarkan darah kotor, meringankan tubuh, dan mempertajam pandangan mata orang yang di bekamnya” [HR. Tirmidzi; hadits hasan gharib]

4. Menghilangkan berbagai macam penyakit.
Rasullulah SAW mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Kamu sekalian hendaklah berbekam pada tengah Qomahduwwah (punuk/tengkuk pada punggung badan), maka akan dapat menyembuhkan 72 penyakit” (Shohih Ibnu Majjah No.3478).

Adapun 72 macam penyakit tersebut diantaranya adalah: pusing ,  migren,  sakit pinggang,  jantung,  asam lambung,  rematik,  asma,  insomnia/sulit tidur,  kencing manis,  liver,  gatal-gatal, radang usus besar,  sakit waktu haid,  syaraf kejepit,  ginjal,  tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah,  stroke,  kolesterol,  asam urat,  sinusitis,  ambeien,  mandul,  lemah syahwat,  tumor otak,  virus toxo dan rubella,  kanker payudara,  kejang-kejang,  batuk kronis,  paru-paru, kanker kelenjar getah bening,  penyakit kronis lainnya.
Sobat, mungkin anda bertanya Berapa kali sebaiknya kita harus berbekam ?.
Kalau kita mengikuti sunnah Nabi, idealnya sebulan sekali, terutama tanggal 17, 19, atau 21 Hijriyah (2 hari sesudah bulan purnama).  Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani). Pada Hadits lain disebutkan,  Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
Ada pula hadits yang menyatakan, Dari Anas bin Malik radhiallaahu ‘anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih). Pada hadits lainnya lagi juga disebutkan,  Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
perlu anda ketahui bahwa yang disebut hari ke 17, 19, 21 tentunya hari dalam tahun hijriah berdasar hitungan bulan,  dan bukan dalam tahun miladiah yang dihitung berdasar matahari.
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun  mengatakan tentang arti penting berbekam di pertengahan bulan hijriah alias qomariah : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak di akhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena Gaya Gravitasi Bulan yang sangat Kuat saat pertengahan Bulan”
Imam Ibnul Qoyyim AlJauzi dalam kitabnya Ath-Thibbun An-Nabawi, beliau mengatakan, “hadits-hadits diatas telah disepakati oleh para tabib muslim, bahwa berbekam pada pekan kedua dan pekan ketiga (pertengahan bulan) adalah lebih bermanfaat daripada di awal atau akhir bulan. Namun apabila karena adanya suatu kebutuhan mendesak untuk pengobatan (maksudnya bila memang  sedang sakit:  merasakan sakit / pegal / kaku di daerah kedua pundak/bahu, leher, tengkuk dan kedua belikat)  maka kapan pun (baca: pada saat itulah) bekam yang dilakukan tetap bermanfaat”.
Jadi,  sobat,  Bekam idealnya dilakukan  paling lama 2 bulan sekali,  dan jangan sampai 6 bulan lebih tidak dibekam sehingga bisa terkena stroke terlebih dahulu.  Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pendapat Imam asy-Syuyuthi yang menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 3-4 jam sebelumnya.

ditulis Oleh: dr. Muhammad Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta).  Sumber: Tabloid Bekam Edisi III/2011 /

Artikel Bekam


dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
[Asy Syu'araa (26): 80]
…apa saja yang dibawa Rosul kepadamu, maka ambillah, dan apa saja yang
dilarangnya, maka tinggalkanlah…

[Al-Hasyr (59): 7]
Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan menurunkan penawarnya.
[HR. Bukhari]

Hijamah atau bekam atau kop (dari bahasa Inggris: Blood cupping) adalah salah satu metode Ath-Thibbun Nabawi– Pengobatan ala Nabi.

Definisi Al-Hijamah atau Bekam
Kata al-hijamah diambil dari kata hajama, yang artinya menghisap atau menyedot. Hajama ash-shabiyyu, artinya seorang anak kecil balita sedang menyusu ke ibunya. Kesimpulannya bahwa definisi hijamah menurut bahasa ialah ungkapan tentang menghisap darah dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu dilakukan penyayatan kulit dengan benda tajam, (ada yang memakai pisau bedah atau jarum), untuk mengeluarkan darahnya.

Bekam untuk Pengobatan
Para ahli sepakat bahwa pengobatan yang baik ialah pengobatan luar dalam. Dengan dua terapi ini, herba dan bekam, merupakan kekuatan sinergis bila dipadukan. Bekam sebagai terapi luar, dan herba sebagai terapi dalam yang tidak bisa disembuhkan dengan bekam.Terapi bekam memungkinkan mengeluarkan darah kotor dengan cepat agar badan kita tidak lemah dan mudah diserang penyakit. Darah kotor yang dikeluarkan tersebut bisa jadi mengandung toksin (racun) yang dapat menyebabkan darah  statis (penyumbatan darah) bahkan di antara penyebab terjadinya penyakit. adalah disebabkan oleh darah statis/.Sistem darah yang tidak berjalan dengan lancar, sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan, baik itu fisik ataupun mental seseorang. Darah yang diambil dengan proses bekam ialah darah yang berada di bawah lapisan jaringan kulit, kapiler, bukan pembuluh pena apalagi arteri. Karena kulit merupakan jaringan terbesar yang ada pada diri manusia yang di sanalah beradanya sisa-sisa toksin dalam darah.

Sejarah Bekam
Terapi bekam telah dikenal oleh bangsa-bangsa purba sejak kerajaan Sumeria berdiri, lalu berkembang di Babilonia (Iraq), Mesir, Saba (Yaman) dan Persia (Iran). Namun, menurut As-Suyuthi, bekam berasal dari Isfahan (Persia). Jadi, sebelum Rasul SAW diutus pun, bekam telah ada. Orang-orang Barat telah lama mengenal pengobatan dengan membuang darah, dan pada abad ke-18 mereka menggunakan lintah sebagai media atau alat untuk berbekam. Pada suatu waktu negara Perancis pernah mengimpor 40 juta ekor lintah untuk keperluan bekam. Lintah-lintah itu akan dilaparkan terlebih dahulu dengan tidak diberi makan, jadi bila ditempelkan pada tubuh manusia dia akan terus menghisap darah dengan begitu sangat efektif. Setelah kenyang lintah itu tidak berusaha lagi untuk bergerak dan terus jatuh. Lintah bisa bertahan hidup sampai 3 bulan ke depan setelah menghisap darah manusia. Rasulullah memilihkan, dengan wahyu dari-Nya, dari sekian banyak terapi yang ada pada waktu itu, yaitu dengan terapi herba dan bekam. Beliau bahkan sangat menyenanginya. Terbukti dari seringnya beliau berbekam dan beliau mengungkapkan sebaik-baiknya pengobatan ialah berbekam.
Hadits-hadits Tentang Hijamah
Pengobatan yang paling utama yang kalian lakukan adalah hijamah.
(Muttafaq Alaihi; Al-Bukhari, 5696; Muslim,1577).
Dari Ibn ‘Abbas ra. Dari Nabi SAW telah bersabda : Kesembuhan (Obat) itu ada pada tiga perkara yaitu minum madu, berbekam dan berkay dengan api, dan aku melarang umatku berkay dengan api itu.” (Shahih Al-Bukhari dalam Kitab Ath-Thibb).
Perbandingan antara Darah Pembuluh dengan Darah Hijamah
Al-Allamah Muhammad Amin Syaikhu, yang melakukan penelitian tentang hijamah mengatakan, “Rahasia mekanisme kesembuhan karena hijamah terletak pada pembersihan tubuh dari darah kotor yang menghambat peranan tubuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara sempurna, sehingga membuat tubuh itu menjadi sasaran empuk berbagai jenis penyakit.
Untuk mengungkap makna ungkapan di atas (membersihkan tubuh dari darah kotor), sekelompok pakar laboratorium melakukan penelitian terhadap darah yang keluar karena hijamah, yaitu dari bagian pundak atau punggung atas. Mereka membandingkannya dengan darah alami dari pembuluh darah beberapa orang yang menjalani hijamah, sesuai dengan prinsip-prinsipnya yang benar, agar diketahui bagaimana hasil tes antara keduanya.
Dari pengujian dan tes ini dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:
  1. Darah hijamah menghimpun sepersepuluh kadar sel darah putih yang ada dalam darah alami. Itu terjadi dalam setiap kondisi tes tanpa ada pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa hijamah dapat menjaga unsur organ immunity dan bekerja untuk menguatkannya.
  2. Pada puncak sel darah merah, maka semua sel darah merah memiliki bentuk yang ganjil. Artinya, ia tidak mampu melaksanakan tugasnya . Dari sini tampak jelas bahwa hijamah dapat menghilangkan sel-sel darah merah yang kotor dan darah yang tidak diinginkan keberadaannya, sehingga yang tersisa di tubuh adalah sel-sel darah putuih. Di satu sisi pengambilan darah secara langsung dari pembuluh darah dapat menghilangkan pembentuk darah yang bermanfaat (HDL), sementara sel-sel darah merah yang mestinya dibuang (LDL), masih tetap ada.
  3. Volume pengikat zat besi yang ada dalam darah hijamah sangat tinggi (550-1100). Ini menunjukkan bahwa hijamah mampu menyisakan zat besi didalam tubuh, tanpa keluar bersama darah yang dikeluarkan karena pengobatan dengan hijamah.
Khasiat Berbekam
Kebanyakan orang yang berbekam menyatakan tubuh mereka terasa jauh lebih ringan, hal ini dikarenakan peredaran darah menjadi lebih lancar setelah darah statisnya (penyumbatan darah) dikeluarkan. Darah tersebut warnanya hitam pekat dan menggumpal, seperti marus (darah yang diendapkan beberapa waktu).
Sebagian kecil penyakit yang Insya Allah dapat disembuhkan adalah sebagai berikut:
  • Sakit kepala secara umum
  • Jantung koroner
  • Kolesterol
  • Hipertensi
  • Vertigo
  • Asam urat
  • Migran
  • Hemiplegia (lumpuh separo)
  • Penyumbatan darah otak
  • Alergi
  • Varises
  • Rheumatik
  • Asma
  • Gout (encok)
  • Hemorhoid (wasir)
  • Haid tidak teratur
  • Elephantiasis (kaki gajah)
  • Sesak nafas
  • Mata bengkak (exophtalmus, proptosis)
  • Sakit pinggang
  • Enuresis (ngompol)
  • Konstipasi/sembelit
  • Furunkel/bisul.
  • dan lain-lain
Masih banyak penyakit-penyakit lain yang tidak diketahui kecuali oleh Allah semata, dan Dia lah yang Maha Penyembuh.
Yang Pantang Berbekam
  • Orang tua renta yang sakit tanpa daya dan upaya
  • Penderita tekanan darah sangat rendah (dianjurkan minum habbatussauda).
  • Penderita sakit kudis.
  • Penderita diabetes mellitus.
  • Perut wanita yang sedang hamil.
  • Wanita yang sedang haid.
  • Orang yang sedang minum obat pengencer darah.
  • Penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit serius.
  • Orang yang sangat letih/kelaparan/kenyang/kehausan/gugup.
Anggota/Bagian Tubuh yang Tidak Boleh di-Bekam
  • Mata, telinga, hidung, mulut, puting susu, alat kelamin, dubur.
  • Area tubuh yang banyak simpul limpa.
  • Area tubuh yang dekat pembuluh besar.
  • Bagian tubuh yang ada varises, tumor, retak tulang, jaringan luka.
Waktu ber-Bekam
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak).
Anas bin Malik r.a. menceritakan bahwa :
Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya.
Beliau melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau
keduapuluhsatu.
” (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Akan ber-Bekam
  1. Perhatikan Kebersihan tempat & peralatan bekam.
  2. Pasien wanita dibekam oleh ahli bekam wanita dan pasien pria dibekam oleh ahli bekam pria.
  3. Pastikan silet/jarum yang dipergunakan untuk bekam MASIH BARU (masih disegel)
  4. Ahli bekam yang profesional TIDAK AKAN MEMAKAI/MEMPERGUNAKAN KOP/ALAT BEKAM YANG TELAH DIPAKAI OLEH PENDERITA HEPATITIS karena dapat beresiko menulari pasien lainnya. Oleh karena itu pasien hepatitis akan diminta untuk membeli kop/alat bekam sendiri dan khusus dipakai oleh pasien tsb setiap kali berbekam.
  5. Bekam sebaiknya dalam keadaan perut kosong atau 2 jam setelah makan.
  6. Sebelum dibekam biasanya pasien diperiksa tekanan darahnya terlebih dahulu. Pada orang yang tekanan darahnya rendah, bekam tidak dilakukan dengan banyak titik sekaligus, melainkan secara bertahap sehingga memakan waktu lebih lama daripada yang mempunyai tekanan darah normal.
  7. Minimal 2 jam setelah berbekam dianjurkan untuk tidak mandi karena pori-pori masih masih terbuka.
  8. Bila memungkinkan, carilah ahli bekam yang sekaligus memahami ilmu iridologi (dapat mendeteksi penyakit seseorang melalui pemeriksaan mata) dan pengobatan/terapi penyakit dengan herba (tumbuh-tumbuhan) sehingga selain dengan bekam dan pendeteksian penyakit dengan iridologi, maka pasien yang mengidap penyakit tertentu dapat segera dibantu pemulihan kesehatannya dengan dianjurkan mengkonsumsi herba.
Sumber: